Menu

Dark Mode
Move-on dari Mantan, Wanita Ini Nikahi Karakter AI Bikinannya Sendiri OpenAI Rilis ChatGPT Khusus untuk Guru dan Sekolah Google Rilis AI Gemini Nano Banana Pro: Edit Gambar Makin Mirip Asli Misi Besar Komdigi: Mengamankan 60% Pengguna Internet Muda Indonesia Copy-Paste di Windows 11 Kini Dilengkapi AI Penyelundupan GPU Nvidia ke China Terbongkar, Empat Orang Diadili

Kabar Lifestyle

Ramalan Bill Gates Soal Email Spam Salah Total

badge-check


					Ramalan Bill Gates Soal Email Spam Salah Total (Foto: DW (News)) Perbesar

Ramalan Bill Gates Soal Email Spam Salah Total (Foto: DW (News))

Pada ajang World Economic Forum 2004 di Davos, Bill Gates yang saat itu menjabat sebagai Chief Software Architect Microsoft membuat prediksi besar: dalam dua tahun, masalah spam email akan sepenuhnya teratasi.

Gates bahkan memaparkan beberapa konsep teknis yang menurutnya bisa menjadi solusi, termasuk sistem komputasi mirip proof-of-work serta model pembayaran kecil untuk setiap pengiriman email, layaknya perangko digital.

“Dua tahun dari sekarang, masalah spam akan teratasi. Dalam jangka panjang, metode monetisasi akan lebih dominan,” ujar Gates dengan yakin saat itu.

Namun kenyataan jauh dari harapan.

Alih-alih hilang, volume spam justru mencetak rekor baru hanya beberapa tahun setelah prediksi Gates. Pada 2007, diperkirakan 10,8 triliun email spam terkirim secara global, melampaui 10,5 triliun email sah.

Puncaknya terjadi pada 2008 ketika spam menyumbang sekitar 92% dari seluruh trafik email dunia, menurut Cisco dalam laporan keamanan tahunannya pada 2009, seperti mengutip dari Detik, Selasa (18/11/2025).

Setelah itu, perbaikan sistem penyaringan, kemajuan machine learning, dan peningkatan keamanan email membuat tingkat spam mulai menurun secara perlahan. Namun spam tetap menjadi masalah besar hingga kini.

Berbagai lembaga analisis mencatat angka yang berbeda tipis, tetapi sejalan: pada 2024 dan 2025, spam masih menyumbang sekitar pertengahan 40% dari trafik email global. Statista mencatat angka sekitar 46%, sementara laporan Kaspersky menempatkannya sedikit lebih tinggi pada 47%.

Platform seperti Gmail mengklaim mampu memblokir lebih dari 99% spam, phishing, dan malware sebelum mencapai kotak masuk pengguna. Namun pengalaman di lapangan menunjukkan masih ada pesan yang lolos, bahkan harian, terutama karena taktik spam semakin canggih. Para pelaku kini menyamar sebagai layanan resmi, memalsukan identitas, hingga memanfaatkan celah keamanan untuk menghindari filter otomatis.

Meski jumlah spam tidak lagi sedominan era 2008, ancamannya tetap berkembang. Kini spam sering bertransformasi menjadi serangan phishing, penipuan finansial, hingga distribusi ransomware. Penurunan volume tidak berarti menurunnya bahaya.

Dua dekade setelah pernyataan Gates di Davos, jelas bahwa prediksi tersebut terlalu optimistis. Sistem monetisasi email tidak pernah diadopsi secara luas, sementara perang melawan spam terus berlanjut. Teknologi AI, analisis perilaku, dan kerja sama global kini menjadi garis depan untuk menekan ancaman yang terus berevolusi ini.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Move-on dari Mantan, Wanita Ini Nikahi Karakter AI Bikinannya Sendiri

21 November 2025 - 19:06 WIB

OpenAI Rilis ChatGPT Khusus untuk Guru dan Sekolah

21 November 2025 - 19:00 WIB

Google Rilis AI Gemini Nano Banana Pro: Edit Gambar Makin Mirip Asli

21 November 2025 - 18:49 WIB

Misi Besar Komdigi: Mengamankan 60% Pengguna Internet Muda Indonesia

21 November 2025 - 18:33 WIB

Copy-Paste di Windows 11 Kini Dilengkapi AI

21 November 2025 - 18:30 WIB

Trending on Kabar Lifestyle