Menu

Dark Mode
KLH dan Brazil Sepakat Bentuk Komite JSC Indonesia Komitmen Partisipasi Inisiatif Tropical Forest Diversity Microsoft Bentuk Tim Baru, Bikin Kecerdasan Buatan yang Tunduk pada Manusia YouTube Shorts Kini Mendulang Lebih Banyak Uang Google Umumkan Project Suncatcher, Ingin Buat Pusat Data di Luar Angkasa Serangan Siber ATO Hantui Warga Internet, Ini Cara Cegahnya

Kabar Lifestyle

Tesla Siapkan Gaji Rp 16.700 Triliun Buat Elon Musk, Pantaskah?

badge-check


					Tesla Siapkan Gaji Rp 16.700 Triliun Buat Elon Musk, Pantaskah? (Foto: DW (News)) Perbesar

Tesla Siapkan Gaji Rp 16.700 Triliun Buat Elon Musk, Pantaskah? (Foto: DW (News))

Seorang pemimpin hebat tentu aset besar perusahaan, tapi adakah orang yang pantas dihargai USD 1 triliun atau di kisaran Rp 16.700 triliun? Itulah paket gaji yang telah disetujui pemegang saham Tesla untuk Musk, asalkan ia memenuhi target yang mereka tetapkan 10 tahun ke depan.
Mengutip dari DETIK, selama masa itu ia tidak akan menerima gaji, tapi diperkirakan akan mendedikasikan dirinya pada pekerjaan dengan semangat baru.

Musk menuai kritik karena mendukung Presiden AS Donald Trump, menebas program pemerintah, dan ikut campur politik luar negeri dengan mendukung sayap kanan. Namun pengagumnya sama banyaknya, yang percaya pada visinya dan tak ragu ia dapat mencapainya. Tampaknya sebagian besar pemegang saham Tesla termasuk dalam kelompok ini.

Analis keuangan Dan Ives tak heran para pemegang saham setuju. Jika Musk berhasil dan Ives yakin ia akan berhasil, ia akan menciptakan nilai bagi pemegang saham senilai triliunan dolar, sebuah imbalan setimpal. Ives melihat Musk sebagai Albert Einstein modern atau Thomas Edison.

Tanpa paket gaji luar biasa besar itu, ada risiko dalam beberapa tahun Musk akan hengkang, membawa serta inisiatif kecerdasan buatan (AI) miliknya. “Tesla tanpa Musk ibarat piza tanpa keju,” katanya.

“Ada perilaku nyentrik, ada pembenci, tapi banyak orang menyukainya. Dan itulah mengapa ia orang terkaya di dunia. Apakah itu membantu menjual mobil di Eropa? Tidak. Tapi apakah itu membantu Tesla memenangkan perlombaan AI? Ya,” cetusnya.

Aktivitas politik Musk memicu reaksi negatif sebagian pelanggan, termasuk demonstrasi di showroom awal tahun ini. Namun Matt Britzman di Hargreaves Lansdown yang berinvestasi di Tesla, mengatakan dampaknya hanya setetes air di lautan dibanding pendapatan Tesla.

Jauh dari membebani valuasi perusahaan, ia memperkirakan sekitar sepertiga dari nilai Tesla dapat diatribusikan pada apa yang ia sebut ‘premi Musk’, nilai yang tidak akan ada tanpanya.

Persyaratannya tampak sangat berat, termasuk mengirimkan 20 juta kendaraan Tesla dan satu juta robot. Satu juta kendaraan Robotaxi self-driving juga harus sudah ada di jalan. Nilai pasar Tesla secara keseluruhan harus meningkat dari USD 1,4 triliun saat ini jadi USD 8,5 triliun.

Ann Lipton, profesor hukum di University of Colorado menyebut target itu sangat tinggi. Namun, dewan direksi bisa memutuskan kapan beberapa target terpenuhi. “Jika ada kejadian tak terduga menghalanginya mencapai target, dewan direksi tetap dapat menganggapnya telah terpenuhi. Jadi, targetnya mungkin tak seberat kelihatannya,” sebutnya.

Juga tidak ada persyaratan yang mencegah Musk untuk terus bicara tentang politik atau hal lain. “Bahkan setelah paket gaji diusulkan, ia tidak menarik diri dari komentar politiknya. Jadi menurut saya, paket gaji ini apa pun tujuannya, setinggi apa pun targetnya, takkan menghalanginya terlibat dalam masalah apa pun yang ia inginkan,” cetus Lipton.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Microsoft Bentuk Tim Baru, Bikin Kecerdasan Buatan yang Tunduk pada Manusia

9 November 2025 - 15:05 WIB

YouTube Shorts Kini Mendulang Lebih Banyak Uang

9 November 2025 - 14:57 WIB

Google Umumkan Project Suncatcher, Ingin Buat Pusat Data di Luar Angkasa

9 November 2025 - 14:51 WIB

Serangan Siber ATO Hantui Warga Internet, Ini Cara Cegahnya

9 November 2025 - 14:41 WIB

Satya Nadella Ungkap Tantangan Terbesar AI Bukan Chip, Tapi…

9 November 2025 - 14:25 WIB

Trending on Kabar Lifestyle