Kota Bogor- Hidup sehat adalah hak semua orang, begitupula dengan aparatur sipil negara (ASN). ASN di tiap OPD di lingkungan Pemkot Bogor diharuskan memiliki komitmen menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), bukan hanya sekadar aksi seremonial.
Menurut Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqien, menjaga kesehatan bukan hanya dari sisi medis, tapi harus ada keseimbangan mental, jasmani, dan rohani.

“Tapi menjaga kesehatan harus ada keseimbangan mental, jasmani, dan rohani. Metabolisme tubuh tergantung pada asupan makanan, aktivitas yang dilakukan, dan tingkat stres juga sangat penting,” ujar Jenal, usai menandatangani komitmen bersama antar Aparatur Sipil Negara (ASN) di tiap OPD untuk menerapkan Germas secara utuh, di Taman Ekspresi Sempur, Jumat (26/9/2025).
Kepada para ASN, Jenal Mutaqin menegaskan, sebagai pelayan masyarakat mereka harus benar-benar menjaga kondisi kesehatan. Edukasi tentang pola hidup sehat juga harus dimaknai dengan sungguh-sungguh.
“Mengatur ritme pikiran kita agar tetap fresh dan mengurangi stres. Tetap senang dan bahagia menjalani aktivitas,” tutur Jenal.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Denny Mulyadi, menjaga kesehatan bagi ASN sudah sepatutnya dilakukan.
“Kita harus menerapkan pola hidup sehat mulai dari diri kita sendiri,” tegas Denny.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, aksi Germas tahun ini mengusung tema “Komitmen Bersama: Bogor Sehat, Bugar, dan Produktif”. Tema ini sesuai dengan arahan pemerintah bahwa seluruh masyarakat, termasuk ASN, harus menjaga pola hidup sehat. Apalagi saat ini Kota Bogor masih dihadapkan dengan tingginya angka Penyakit Tidak Menular (PTM).
“PTM ini ternyata menyumbang angka kematian tertinggi, bukan hanya di tingkat global dan nasional, tetapi juga di Kota Bogor. WHO mencatat bahwa 74 persen kematian disebabkan oleh PTM,” kata Retno.
Lebih lanjut, Sri Nowo Retno menjelaskan, PTM mencakup penyakit seperti stroke, jantung, kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, dan kanker. Ia juga menambahkan bahwa PTM menjadi penyumbang pembiayaan kesehatan terbesar.
“BPJS mencatat pembiayaan untuk PTM mencapai Rp34,8 triliun, di mana Rp22 triliun di antaranya habis untuk pembiayaan penyakit jantung dan stroke. Padahal penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan membiasakan pola hidup sehat, pola makan yang baik, aktivitas fisik, serta menghilangkan kebiasaan tidak sehat,” jelasnya.
Rizki Mauludi