Pendingin ruangan atau air conditioner (AC) kerap digunakan untuk menyejukkan ruangan, terutama pada siang hari.
Namun, penggunaannya perlu diperhatikan agar tidak memicu pemborosan energi maupun membuat tagihan listrik membengkak.

Sebab, penggunaan AC yang berlebihan atau tidak tepat justru dapat meningkatkan konsumsi listrik secara signifikan.
Lantas, apa saja kebiasaan menggunakan AC yang membuat listrik jadi boros?
Kebiasaan pakai AC yang bikin boros listrik
Berikut beberapa kebiasaan pakai AC yang membuat boros listrik:
1. Tidak mematikan AC saat tidak ada orang
Dosen Teknik Ketenagalistrikan STEI Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat menjelaskan, rata-rata satu unit AC memiliki daya sekitar 300 watt.
Sekilas angka tersebut terlihat kecil, namun penggunaan AC dalam waktu lama membuat konsumsi listriknya membengkak.
“Kalau dilihat dari peluang pemborosan listrik terbesar tanpa dimanfaatkan, itu paling banyak berasal dari AC,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/9/2025).
Menurutnya, salah satu kebiasaan yang bikin boros listrik adalah menyalakan AC secara terus-menerus bahkan ketika tidak digunakan alias tidak ada orang di ruangan.
Ia menjelaskan, pada prinsipnya pemakaian listrik ditentukan oleh berapa besar daya (watt) dikalikan dengan lamanya penggunaan.
Adapun kebiasaan penggunaan AC yang tidak tepat sering kali meningkatkan konsumsi listrik dan berujung pada pemborosan.
“Tentu saja, kalau terus-menerus nyala 24 jam, artinya kalau AC dayanya sekitar 50 watt atau 100 watt gitu dikali 24 jam. Kalau dihidupkan 12 jam, otomatis 100 watt kali 12 jam. Jadi itu dulu prinsipnya,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
Jika dibandingkan, kata Syarif, penggunaan AC selama 24 jam jelas akan menghabiskan energi dua kali lebih besar dibanding penggunaan yang hanya 12 jam. Karena itu, waktu pemakaian menjadi faktor penting.
“Jadi kapan diperlukan kipas angin atau AC? Ya, kalau ada orang. Kalau tidak ada orang, lebih baik dimatikan,” tambahnya.
2. Tak menutup jendela ketika AC menyala
Syarif mengungkapkan, pemborosan juga bisa terjadi jika ruangan mengalami kebocoran, misalnya pintu atau jendela tidak tertutup rapat.
Kondisi ini membuat udara dingin dari AC keluar, sehingga kinerja AC menjadi lebih berat.
“Kan maunya AC itu supaya dingin. Tapi kalau jendelanya terbuka atau pintunya tidak tertutup, udara dinginnya keluar, kabur. Itu yang bikin boros, bukan soal AC berhenti atau tidak berhenti,” jelasnya.
3. Mematikan dan menyalakan AC berkali-kali dalam sehari
Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Abdul Syakur mengatakan, kebiasaan pakai AC yang bikin boros listrik adalah mematikan dan menyalakan AC berkali-kali dalam sehari.
Menurut dia, penggunaan AC secara nonstop selama 24 jam memang lebih irit dibandingkan dengan AC yang dinyalakan dan dimatikan berulang kali dalam periode waktu yang sama. “Iritnya yang nonstop, tapi kekurangannya mesin motornya jadi panas karena dialiri arus terus-menerus, bisa mengakibatkan kebakaran,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu.
Kondisi ini membuat udara dingin dari AC keluar, sehingga kinerja AC menjadi lebih berat.
“Kan maunya AC itu supaya dingin. Tapi kalau jendelanya terbuka atau pintunya tidak tertutup, udara dinginnya keluar, kabur. Itu yang bikin boros, bukan soal AC berhenti atau tidak berhenti,” jelasnya.
“Kalau sama-sama menyala selama 24 jam, menyalakan sekali dan langsung dibiarkan menyala penuh 24 jam lalu dimatikan setelahnya, itu lebih hemat dibandingkan jika dalam 24 jam dilakukan on-off berulang, misalnya 5 kali atau 10 kali,” tambahnya.
Alasannya, karena setiap kali perangkat dinyalakan setelah sebelumnya dimatikan, maka akan terjadi yang disebut inrush current atau lonjakan arus saat proses starting.
Jika kondisi ini terlalu sering terjadi, maka energi yang dibutuhkan justru semakin besar, sehingga konsumsi listrik menjadi lebih boros.
4. Mengatur suhu terlalu rendah
Banyak pengguna menyetel AC pada suhu 19–21 derajat Celsius dengan harapan ruangan lebih cepat dingin.
Namun, konsultan energi asal Australia, Alan Langworthy mengatakan bahwa anggapan tersebut keliru dan justru merugikan.
“Ada orang yang menyalakan AC mereka hingga suhu 19 atau 20 derajat Celsius, 24 jam sehari, 7 hari seminggu,” ujarnya dikutip dari VN Express (20/6/2025).
Menurut Langworthy, menjalankan AC pada suhu 27 derajat Celsius jauh lebih hemat energi dibandingkan pada 21 derajat.
5. Tidak melakukan perawatan rutin
Banyak orang berasumsi AC dapat bekerja optimal tanpa perawatan.
Padahal, debu dan kotoran yang menumpuk bisa menyumbat filter, koil, dan ventilasi, sehingga aliran udara terhambat dan sistem harus bekerja lebih keras.
Kondisi ini bukan hanya membuat tagihan listrik meningkat, tetapi juga memperbesar risiko kerusakan.
Para ahli menyarankan untuk melakukan servis profesional setidaknya sekali dalam setahun agar efisiensi terjaga dan biaya perbaikan mahal bisa dihindari.
6. Menggunakan kecepatan kipas atau pengaturan aliran udara yang salah
Menyalakan AC dengan kecepatan kipas tinggi terus-menerus dapat menyebabkan pendinginan tidak merata sekaligus meningkatkan konsumsi energi.
Aliran udara yang terlalu besar bisa menghambat proses pembuangan kelembapan, sementara aliran udara yang terlalu kecil membuat sebagian ruangan tetap terasa hangat.
Untuk itu, para ahli menyarankan menggunakan mode otomatis yang menyesuaikan kecepatan kipas dengan suhu ruangan.
Kecepatan tinggi memang berguna untuk mendinginkan ruangan lebih cepat, tetapi setelah suhu nyaman tercapai, sebaiknya beralih ke kecepatan rendah agar lebih efisien.
Sumber: kompas.com