Mesir, Qatar, dan Turki, mengajukan proposal gencatan senjata baru ke kelompok perlawanan Palestina, Hamas, sebagai solusi mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza.
Media Amerika Serikat Sky News berbahasa Arab melaporkan proposal itu telah diajukan ke negosiator Hamas.

“[Proposal ini dirancang untuk] mencabut segala alasan pendudukan Gaza dari [Perdana Menteri] Benjamin Netanyahu,” demikian menurut laporan tersebut.
Sebagai bagian pengajuan, proposal akan dikirim ke Amerika Serikat selaku salah satu mediator, lalu diteruskan ke Israel jika Hamas menerima tawaran tersebut.
Proposal kesepakatan itu mencakup pembebasan seluruh sandera dan pelepasan tahanan Palestina, penarikan pasukan Israel di bawah pengawasan negara-negara Arab dan Amerika Serikat, serta pelucutan senjata dan pemerintahan baru Gaza jika kedua pihak menyepakati.
RUDAL: 3 Negara ‘Mini’ Tapi Tajir dengan Warga Crazy Rich, Kok Bisa?
Proposal itu pula mencakup penghentian seluruh aktivitas militer Hamas selama fase sementara hingga kesepakatan mengakhiri total agresi Israel tercapai, demikian dikutip Middle East Eye, Selasa (12/8).
Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Selama agresi, pasukan Zionis menggempur habis-habisan warga dan objek sipil di Gaza.
Selama agresi pula, Israel menahan bahkan sempat memblokade bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Di waktu normal, per hari ada ratusan truk yang masuk ke wilayah tersebut.
Namun, sejak Israel meluncurkan agresi truk bantuan kemanusiaan yang masuk per hari bisa dihitung jari. Militer Zionis bahkan sempat memblokade bantuan kemanusiaan yang akan masuk Gaza.
Saat ini, warga Gaza mengalami krisis pangan. Banyak di antara mereka yang mengalami malnutrisi hingga akhirnya meninggal dunia.
Sumber: cnnindonesia.com