Menu

Dark Mode
Negeri Matador Bak Neraka, Suhu Panas Rekor-Dikepung Kebakaran Hutan Paskibaraka Kota Bogor Dihibur Wali Kota dan Wakil Wali Kota Diperpanjang, Tarif 80 Rupiah LRT, MRT, TransJakarta Masih Berlaku Hari Ini 18 Agustus 2025 Catat! Ini Sisa Tanggal Merah 2025 setelah Cuti Bersama 18 Agustus Daftar Promo 17 Agustus 2025: Dari Fashion, Kuliner, hingga Hadiah Gratis HUT Ke-80 RI, Maxim Gelar Kuis Sejarah untuk Pelajar SMP

Bogoh Ka Bogor

Dedie Rachim Hadiri Pembukaan MTQH ke-39 di Soreang

badge-check


					Dedie Rachim Hadiri Pembukaan MTQH ke-39 di Soreang Perbesar

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bertolak menuju Soreang, Kabupaten Bandung, untuk menghadiri pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat, Minggu (15/6/2025).

Dedie Rachim mengungkapkan bahwa pembinaan melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ), pesantren, dan sekolah-sekolah terus dilakukan guna menemukan bakat-bakat terpendam dari para qori dan qoriah masa depan.

Menurutnya, bidang keagamaan menjadi hal yang sangat penting, karena pembangunan tidak hanya berupa pembangunan fisik atau infrastruktur, tetapi juga pembangunan manusia.

“Sehingga lahirlah manusia-manusia yang bisa menjadi teladan,” ujar Dedie Rachim.

Melihat prestasi yang pernah diraih para kafilah di tahun-tahun sebelumnya, Dedie Rachim optimistis tahun ini Kota Bogor kembali bisa membawa pulang gelar juara, karena kemampuan para kafilah sudah tidak diragukan lagi.

Selain itu, Dedie Rachim juga menyiapkan bonus khusus atau “kadeudeuh” bagi para kafilah jika Kota Bogor berhasil meraih juara.

“Kita doakan semoga kontingen Kota Bogor bisa juara,” tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada LPTQ yang telah sukses menyelenggarakan kegiatan ini.

Dedi Mulyadi menuturkan bahwa saat ini kita memasuki fase di mana Al-Qur’an diagungkan. Menurutnya, Al-Qur’an yang diagungkan adalah yang dibaca dengan estetika yang indah.

“Pembacaan itu pada akhirnya akan melahirkan pemaknaan. Karena nilai-nilai agama, jika tidak disampaikan secara estetika, maka kita tidak akan bisa memahami Sang Maha Kuasa,” ucapnya.

Kendati demikian, seiring dengan perkembangan zaman, muncul modernisasi dalam pembacaan Al-Qur’an dengan pendekatan metodologi mikro.

“Misalnya saja, metode cepat menghafal Al-Qur’an atau cepat membaca Al-Qur’an. Namun, prosesnya ditinggalkan,” ungkap Dedi Mulyadi.

Hal itu, menurutnya, memang baik secara syiar, tetapi di balik itu masjid-masjid justru sepi dari anak-anak yang mengaji. Mereka tidak mengenal dan tidak merasa dekat dengan masjid.

“Yang penting bisa baca Al-Qur’an, tapi kedekatan emosional dengan guru dan masjidnya hilang. Akhirnya, mereka jauh dari masjid,” tuturnya.

Ia menambahkan, dengan metodologi seperti itu, kenikmatan dalam menjalani proses akan hilang.

“Dulu belajar membaca Al-Qur’an bisa butuh waktu 2–3 tahun, bahkan ada yang sampai 5 tahun. Panjang sekali prosesnya,” ucap Dedi.

Dalam proses belajar itulah, kata dia, terjadi perjalanan spiritual, kedekatan antara guru dan murid serta masjid. Tidak lepas, kemudian guru mulai mengajarkan makna dari Al-Qur’an.

“Maka Al-Qur’an itu tersublimasi dalam pikiran dan relung bawah sadar murid. Karena lahir dari bawah sadar, maka bacaannya penuh makna dan lahirlah keikhlasan,” tuturnya. KMF

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Paskibaraka Kota Bogor Dihibur Wali Kota dan Wakil Wali Kota

18 August 2025 - 12:11 WIB

Peringati Hari Lahir Pramuka ke-64, Sekdakot Bogor Tabur Bunga

14 August 2025 - 22:42 WIB

Dukung Digitalisasi UMKM, Dedie Rachim Apresiasi Perbarindo

14 August 2025 - 10:30 WIB

Ini Peran Strategis PKK Menurut Yantie Rachim

13 August 2025 - 22:34 WIB

Simoncer, Kawal Graduasi Program PKH

13 August 2025 - 09:41 WIB

Trending on Bogoh Ka Bogor