Laju kasus covid 19 di Indonesia termasuk di Kota Bogor terus meningkat tiap harinya. Meski peningkatan angkanya tak secepat seperti di wilayah lain, namun jika tak segera diantisipasi bisa sangat berbahaya bagi Kota Bogor. Tak salah jika Wali Kota Bogor Bima Arya pernah menyebut situasi covid di Kota Bogor genting.
Berbagai upaya terus dilakukan Pemkot Bogor dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk menekan angka kasus covid. Kemarin, Rabu (23/6/2021) Pemkot Bogor menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Pendopo VI, Baranangsiang Indah.

Rapat yang dipimpin langsung Wali Kota Bogor, Bima Arya ini membahas langkah-langkah penanganan Covid-19. Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini mencapai 230 pasien dan menjadi angka tertinggi selama Pandemi Covid-19. Sebelumnya di Februari, angkanya hanya mencapai 187.
Menurut Bima yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19, dari 230 kasus covid di Kota Bogor, 155 diantaranya merupakan kluster keluarga dan sisanya kluster perjalanan luar kota. Kluster keluarga ini sebagian besar terpapar dari tempat kerja.
Situasi makin mengkhawatirkan setelah melihat keterisian tempat tidur di rumah sakit di angka 78 persen. Meski belum mencapai 100 persen, realitanya susah sekali mencari tempat tidur di rumah sakit Kota Bogor. Ini yang berbahaya, jika Pemkot Bogor tak bergerak cepat mengambil langkah darurat.
Pemkot Bogor pun mengeluarkan 4 kebijakan sebagai salah satu ikhtiar menahan laju covid di Kota Bogor. Langkah pertama yang dilakukan yakni meminta semua rumah sakit menambah kapasitas tempat tidur dan ruang isolasi minimal 30 persen.
Penambahan pusat isolasi menjadi langkah kedua Pemkot Bogor, setelah sebelumnya Pemkot telah memiliki pusat isolasi di BKPP Ciawi. Alhamdulillahnya BNN Lido bisa kembali menjadi tempat isolasi. Namun demikian melihat trend kasus covid saat ini, Bima menilai belum cukup, sehingga perlu menambah tempat isolasi lagi di wilayah. Agar warga yang isolasi mandiri di rumah tetap diperhatikan.
Nantinya orang tanpa gejala akan dibawa ke pusat isolasi, agar rumah sakit difokuskan saja untuk menangani pasien gejala sedang dan berat. Sedangkan gejala ringan bisa isolasi di rumah. Hal ini mengantisipasi rumah sakit kebobolan.
Selain itu Bima Arya pun meminta puskesmas memastikan stok suplai obat-obatan dan vitamin yang diperlukan mencukupi, RT RW dan lurah berkoordinasi membantu distribusi logistik bagi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri.
Yang tak kalah penting, jurus terakhir Pemkot Bogor yakni mengintruksikan camat dan lurah untuk mengawasi warga dari luar kota. Warga dari luar kota wajib lapor RT RW, tes antigen dan isolasi di rumah selama lima hari.
Ke empat jurus yang disiapkan Pemkot Bogor ini patut didukung sebagai upaya menekan laju covid 19, semoga sesuai dengan harapan kita semua.
penulis pratama
editor Herman














