Menu

Dark Mode
Demi Kreator, YouTube Rela Gelontorkan Dana Fantastis Hari Badak Sedunia 2025: Sejarah, Tujuan, dan Cara Merayakannya Ilmuan China observasi atmosfer gunakan “Balon Jimu 1” CEO Microsoft Takut AI Bikin Perusahaannya Tutup Robot Humanoid “Booming” di China, Howard Huang Jadi Miliarder Dunia Marak Judi Online, Pakar dan Tokoh Agama Minta Penanganan dari Berbagai Sisi

Headline

Vaksin di Dinkes Kota Bogor Dijamin Asli

badge-check


					Vaksin di Dinkes Kota Bogor Dijamin Asli Perbesar

Ramainya pemberitaan mengenai ditemukannya vaksin palsu impor di apotek, klinik, tempat praktek dokter, dan rumah sakit swasta, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Kota Bogor langsung menjamin vaksin yang dikeluarkan oleh institusinya adalah vaksin asli. Namun jika vaksin yang digunakan RS atau klinik bukan dari Dinkes, dirinya tak bisa memastikan apakah vaksin tersebut asli apa palsu.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Kota Bogor Dr Edi Darma pada kabaronline.co.id, Dinkes sampai saat ini belum mendapatkan laporan mengenai ditemukannya vaksin palsu beredar di Kota Bogor. Bahkan menurut Edi, Dinkes Kota Bogor sudah memiliki sistem pemberian vaksinasi yang sangat ketat untuk anak bayi dan balita.

“Alur pendistribusian vaksin di Kota Bogor sangat ketat. Dari Dinkes vaksin langsung didistribuskan ke puskesmas, begitupula dengan posyandu dan rumah sakit, semua langsung didistribusikan dari Dinkes,” kata Edi.

Selain itu, lanjut Edi, saat didistribusikan quality control (QC) sangat diperhatikan. Mulai dari pengecekan kemasanĀ  hingga menjaga suhu vaksin tetap 2 derajat celsius hingga 8 derajat celsius dengan menggunakan sistem pendingin yang canggih dan mahal harganya.

Sekedar informasi, sejauh ini untuk Kota Bogor rata-rata pertahun ada sekitar 20.000 (dua puluh ribu) vaksin yang disediakan oleh negara dikalikan jenis vaksin yang berbeda. Hal itu berdasarkan jumlah bayi dan balita yang terdata, dan jumlahnya setiap tahun berbeda-beda.

Edi menambahkan, institusi yang menggunakan vaksin gratis dari negara melalui Dinkes dijamin kualitasnya dan dijamin tidak ada masalah, pengadaan vaksin diawasi dan diseleksi ketat oleh negara. Perusahan negara Indonesia, Bio Farma yang memproduksi vaksin tersebut sudah teruji kualitasnya, direkomendasikan dan diakui oleh WHO bahkan mengexport ke seluruh dunia ke lebih dari 100 negara.

“Selain nama bayi atau balita yang wajib didaftarkan terlebih dahulu, di kemasan vaksinnya sendiri terdapat indikator warna, contoh ungu terang, yang artinya vaksin dalam kondisi baik, namun ketika warnanya sudah menjadi ungu gelap, itu artinya vaksin sudah dalam kondisi tidak baik atau bahkan kadarluarsa. Selain itu tercantum nomer seri khusus tersendiri di masing-masing vaksin, disebut BATCH Number, dari nomer seri produksi tersebut dapat dilacak asli atau palsunya vaksin tersebut dan dicek ketika ada efek samping yang mencurigakan, untuk segera ditindaklanjuti,” jelasnya.

Untuk itu Dinkes menghimbau institusi kesehatan, selain mencantumkan nama bayi dan balita, penting dan wajib juga menyimpan nomer seri vaksin atau BATCH tersebut, karena vaksin resmi hanya akan menimbulkan efek biasa seperti demam atau panas dan rewel. Lain halnya vaksin tidak resmi yang bukan dari Dinkes, beresiko menyebabkan efek samping berbahaya, yang istilahnya disebut sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti kejang-kejang, sesak nafas, pingsan dan lain-lain.

“Untuk itu saya sarankan gunakanlah vaksin yang sudah disediakan oleh negara,” himbau Edi.

Dirinya menuturkan bahwa vaksin yang sudah disediakan oleh negara secara gratis, lain dengan vaksin tambahan (bukan vaksin dasar), seperti vaksin tipes, vaksin MMR, vaksin influensa itu tidak disediakan oleh negara dan tidak gratis tentunya, tapi jarang jadi masalah. Justru mengapa vaksin dasar yang disediakan oleh negara secara gratis itu sering jadi masalah, marak dipalsukan dan beredar, bahkan jadi pilihan kalangan menengah ke atas.

“Saya di P3PL Dinkes hanya mengendalikan vaksin yang diberikan oleh negara kepada institusi. Untuk tongkat estapet selanjutnya Dinkes memiliki bagian pengawasan obat,”tutur Edi. #Yudi Budiman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Penyelundupan 46,7 Kg Sabu Digagalkan Polda Kalteng

21 September 2025 - 23:06 WIB

Global Ehsan Relief Indonesia dan Yayasan IDEP Selaras Alam Salurkan Donasi ke Bali

21 September 2025 - 21:28 WIB

15.000 Porsi Makan Gratis Dibagikan di Monas

21 September 2025 - 21:06 WIB

5 Pekerja Freeport Masih Tertimbun, 2 Ditemukan Meninggal Dunia

21 September 2025 - 08:44 WIB

Catat, Ini Kunci Operasional Koperasi Desa Merah Putih Menurut Sesmenkop

20 September 2025 - 19:31 WIB

Trending on Headline