Menu

Dark Mode
Jerman: Proses Damai Menuju Negara Palestina Harus Segera Dimulai Houthi Tembakkan Rudal ke Israel, Tapi Berhasil Dicegat Wali Kota Depok Tinjau Langsung Pekerjaan Turap Jalan CIpayung-Pitara Jelang Hut RI ke 80, RSUD ASA Kota Depok Donor Darah Tom Lembong Diabolisi, Hasto Diamnesti Kematian Diplomat Kemenlu, Ini Kata Anggota DPR-RI

Kabar Dunia

Trump Semprot Eks Presiden Rusia yang Ancam Serang AS: Jaga Mulut Anda

badge-check


					Presiden AS Donald Trump semprot eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Foto: (REUTERS/Kevin Lamarque) Perbesar

Presiden AS Donald Trump semprot eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Foto: (REUTERS/Kevin Lamarque)

Bogor, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghardik eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev usai yang bersangkutan mengancam bahwa Rusia akan menyerang Amerika Serikat jika Trump terus bertingkah dengan segala ultimatumnya.

Trump memperingatkan Medvedev untuk berhati-hati dalam bicara karena ucapannya dapat memicu konsekuensi yang “sangat berbahaya”.

“Beri tahu Medvedev, mantan Presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih Presiden, untuk berhati-hati dalam bicara. Dia memasuki wilayah yang sangat berbahaya,” tulis Trump di media sosialnya, Truth Social, Kamis (31/7).

Pada Senin (28/7), Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia sekaligus sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, mengatakan bahwa Trump saat ini bermain api karena menggunakan ultimatum sebagai ancaman untuk Rusia.

RUDAL: Negara Mana yang Pernah Terlibat Perang dengan Kamboja?

Pernyataannya itu merujuk pada ultimatum Trump terhadap Putin, di mana ia memberi tenggat waktu 10-12 hari untuk membuat kesepakatan damai dengan Ukraina.

“Entah itu 50 hari atau 10 hari. Dia harus ingat 2 hal: 1. Rusia bukan Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi (antara Rusia) dengan negaranya sendiri,” tulis Medvedev di X, seperti dikutip Anadolu Agency.

Trump sebelum ini mengultimatum Rusia dengan memberi tenggat waktu 50 hari untuk berdamai dengan Ukraina jika tak ingin dikenakan 100 persen tarif impor.

Kementerian Luar Negeri Rusia sejak awal menegaskan bahwa perdamaian dengan Ukraina hanya bisa dilakukan jika negara-negara Barat berhenti memasok persenjataan kepada Kyiv.

 

Sumber: cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Jerman: Proses Damai Menuju Negara Palestina Harus Segera Dimulai

2 August 2025 - 10:47 WIB

Houthi Tembakkan Rudal ke Israel, Tapi Berhasil Dicegat

2 August 2025 - 10:36 WIB

Trump Sewot, 3 Negara ini Akui Negara Palestina

1 August 2025 - 15:05 WIB

Krisis Gaza di Luar Imajinasi, Jerman Tekan Israel untuk Bertindak!

1 August 2025 - 14:59 WIB

Mantan Sersan AS Disuntik Mati Atas Pembunuhan Istri-2 Anak

1 August 2025 - 14:52 WIB

Trending on Kabar Dunia