Menu

Dark Mode
Planet ‘Sultan’! Permukaan Merkurius Berlapis Berlian Setebal 17 Km Arkeolog Temukan Bukti Kaisar Pertama China Terobsesi Cari Obat Hidup Abadi 6 Kebiasaan Pakai AC yang Diam-diam Bikin Boros Listrik, Apa Saja? China Tutup Pintu untuk Nvidia, Pabrik Chip AI Lokal Untung Besar 8 Game Indonesia Hadir di Tokyo Game Show 2025, Ada Troublemaker 2 dan Agni  Kodim 0606/Kota Bogor, PT. Adev dan Tazkia Sebar 1.000 Sembako

Kabar Pendidikan

Inilah Kisah Peraih Nobel Fisika Brian Schmidt

badge-check


					Prof Brian Schmidt. Foto: Cicin Yulianti/detikEdu Perbesar

Prof Brian Schmidt. Foto: Cicin Yulianti/detikEdu

Ada yang tahu salah satu peraih Nobel Fisika dunia? Ya, dia adalah Profesor Brian Schmidt. Profesor yang tak menduga bakal meraih nobel ini, menceritakan hidupnya sejak kecil di ajang Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, di Auditorium Sabuga Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (8/8/2025).

Schmidt seperti dikutip detikcom, menceritakan jika dirinya lahir dari keluarga yang sederhana di daerah pegunungan terpencil di Alaska, karena pekerjaan ayahnya sebagai ahli biologi.

“Saya lahir saat ibu bapak masih sangat muda, ketika ibu masih kuliah. Saya besar di wilayah pegunungan sejak umur 5 tahun,” kata Schmidt.

Ia mengaku tak menyangka saat dirinya dewasa dapat meraih penghargaan sekelas Nobel Prize. Ia mendapatkan anugerah bergengsi tersebut pada 2011.

“Saya bukan ditakdirkan jadi peraih Nobel. Saya berasal dari keluarga biasa, tempat biasa,” ujarnya.

Schmidt adalah seorang astronom yang dikenal karena karyanya tentang percepatan perluasan alam semesta. Ia aktif dalam proyek teleskop SkyMapper. Ia merancang SkyMapper untuk mengamati langit selatan dan mengkatalogkan miliaran objek. Teleskop itu juga memungkinkan identifikasi bintang-bintang langka dan primitif.

Schmidt bercerita ketertarikannya terhadap teleskop bermula saat ia kecil. Saat pindah ke Alaska, ia mulai mengulik teleskop dari ayahnya. Kecintaan terhadap Teleskop Terinspirasi Sang Ayah

“Ayah saya memindahkan kami ke Alaska, dan di sini saya bersama teleskop,” katanya.

Pengalaman masa kecil tersebut, membuat Schmidt dan tim kolaborasi ilmuwan dari Australia dan Amerika Serikat memenangkan Nobel atas riset tentang nasib alam semesta. Ia juga berhasil meraih 8.000 dolar Australia. Kini, pria kelahiran Amerika Serikat tersebut menjadi profesor di Australian National University. Selain giat mendalami astronomi, ia juga merupakan fisikawan hebat.

Schmidt menegaskan investasi yang paling penting terletak pada manusia dan ide-idenya. Tumbuh dengan ayah seorang ahli biologi membuatnya terasah dalam menemukan ide dalam riset.

“Ilmu pengetahuan tidak peduli di mana kamu lahir, yang penting adalah apa yang kamu lakukan,” katanya.

Di hadapan ribuan peneliti, Schmidt menekankan pentingnya kebebasan dan fasilitas bagi mereka. Adapun bagi anak muda, Schmidt menyakinkan bahwa sains bisa menuntun kepada keuntungan seperti yang ia dapat.

“Jadi, itu adalah hal indah bagaimana sains bekerja. Ia tidak peduli dimana Anda dilahirkan, dan siapa ibu bapa Anda,” katanya. dtc

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

DPRD Kota Bogor Tebus Ijazah Warga Tak Mampu

17 September 2025 - 22:31 WIB

Lewat Germas, Jenal Mutaqin Motivasi Calon Generasi Emas

11 September 2025 - 19:37 WIB

PGRI Minta ke Adityawarman agar Guru P3K Bisa Jadi Kepala Sekolah

11 September 2025 - 08:41 WIB

Tiga Pelajar Kota Bogor Juara Olimpiade Matematika Internasional di Hongkong

11 September 2025 - 08:34 WIB

Gara-gara Atap Ambruk, 31 Pelajar SMKN 1 Cileungsi Terluka

10 September 2025 - 23:04 WIB

Trending on Kabar Bogor