Menu

Dark Mode
Daftar Promo 17 Agustus 2025: Dari Fashion, Kuliner, hingga Hadiah Gratis HUT Ke-80 RI, Maxim Gelar Kuis Sejarah untuk Pelajar SMP Kata COO Bitget Soal Nilai Bitcoin yang Meroket Google Rayakan HUT RI dengan Doodle Pacu Jalur Karya Seniman Bandung Dedie Rachim: Kemerdekaan adalah Perjuangan dan Doa Panjang Bangsa Pesta Persatuan PWI Kota Bogor Jadi Simbol Kebersaman

Kabar Pendidikan

IPB Siapkan 50-60% Mahasiswa Baru dari Jalur SNMPTN

badge-check

image

Denyhendrayana

Institut Pertanian Bogor tetap mengalokasikan kuota 50-60 persen penerimaan mahasiswa baru dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun ini. Meskipun, Kementrian Pendidikan Tinggi menurunkan kuota penerimaan mahasiswa baru dari jalur SNMPTN dari 50 persen ke 40 persen.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Yonny Koesmaryono, Kamis (21/1/2016) mengatakan IPB telah memiliki sistem peringkat riwayat akademik sejumlah sekolah yang disusun sejak 30 tahun yang lalu. Hal ini menjadi dasar dan alasan IPB masih mempercayai sistem penerimaan mahasiswa baru dengan pertimbangan nilai rapor.

“Kita punya sistem perak, semua riwayat akademik sekolah ada di situ sehingga kita bisa tahu mana sekolah yang memanipulasi nilai rapor siswanya mana yang tidak,” ucap Yonny. Tahun ini, IPB akan menerima sebanyak 3.700 mahasiswa baru. Selain 50-60 persen dari jalur SNMPTN, sisanya akan diambil dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri serta ujian mandiri.

Secara umum, panitia SNMPTN juga akan menerapkan sistem pemeringkatan berdasarkan akreditasi sekolah tahun ini. “Ini bukan menentukan siapa yang masuk, tapi untuk elibilitas,” kata Yonny. Dengan demikian, sekolah dengan akreditasi A bisa mendaftarkan 75 persen siswa terbaiknnya, sekolah dengan akreditasi B 50 persen siswa terbaik, sedangkan sekolah dengan akreditase C bisa mendaftarkan 20 persen siswa terbaiknya.

Menurut Yonny, rektor sejumlah perguruan tinggi negeri sepakat untuk menurunkan kuota dari SNMPTN karena kecewa dengan sekolah yang suka merekayasa dan memanipulasi nilai rapor. “Harus ada pembelajaran untuk sekolah, supaya kalau ngasih nilai tidak seenaknya, asal bagus,” ucap Yonny.

Disebutkan Yonny, pernah ada sekolah yang mencantumkan nilai rapor 100 atau sempurna untuk beberapa mata pelajaran. “Nilai-nilai itu kan, jadi tidak mencerminkan kemampuan siswa. Masa iya, bisa sempurna,” tuturnya. #Denihendrayana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

HUT Ke-80 RI, Maxim Gelar Kuis Sejarah untuk Pelajar SMP

17 August 2025 - 18:48 WIB

Kalender Hijriah Hari Ini 16 Agustus 2025 dan Bacaan Doa HUT ke-80 RI

16 August 2025 - 13:19 WIB

#OnThisDay 16 Agustus: Peristiwa Rengasdengklok Penculikan Soekarno dan Hatta Menuju Kemerdekaan Indonesia

16 August 2025 - 13:06 WIB

Hadiri Kuliah Umum IPB Dedie Rachim Bahas Infrastruktur, SBY Bicara Visi Global

14 August 2025 - 22:20 WIB

Tahun Ini 23 SD di Kota Bogor Dimerger

14 August 2025 - 21:32 WIB

Trending on Kabar Pendidikan