Menu

Dark Mode
Perkuat Sinergi, PWI Kota Bogor dan Kesbangpol Sepakat Kolaborasi TPAS Galuga Longsor, 1 Orang Tewas Aset Animasi Asing, Produser Merah Putih: One For All Sebut Hanya Mirip Bea Cukai Bogor Tangkap Bos Rokok Tanpa Cukai CEO Intel Sowan Gedung Putih Setelah Didesak Trump Mundur Giring Dadakan Nyanyi di Konser Gita Bahana Nusantara: Itu Mereka Yang Minta, Saya Juga Bingung

Kabar Lifestyle

Aset Animasi Asing, Produser Merah Putih: One For All Sebut Hanya Mirip

badge-check


					Perfiki Kreasindo menjelaskan kritikan publik soal penggunaan aset animasi dari luar negeri (Foto: dok Merah Putih: One For All) Perbesar

Perfiki Kreasindo menjelaskan kritikan publik soal penggunaan aset animasi dari luar negeri (Foto: dok Merah Putih: One For All)

Jakarta – Salah satu kritikan untuk film animasi Merah Putih: One for All adalah dugaan penggunaan aset animasi luar negeri dari Reallusion Content Store. Perfiki Kreasindo selaku produsen film pun buka suara.

Sejumlah warganet memposting perbandingan karakter di film tersebut dengan model 3D yang dijual di Reallusion. Beberapa karakter terlihat mirip dengan aset buatan desainer luar negeri, seperti Jayden karya Junaid Miran, Tommy dari Chihuahua Studios, serta Ned dan Francis yang langsung tersedia di Reallusion.

Terkait dengan hal itu, Eksekutif Produser dan Sutradara film animasi Merah Putih: One for All, Endiarto memberikan penjelasannya kepada detikPagi. Dia menyebutkan ada kemiripan.

“Kalau ada kemiripan itu sah saja. Cuma pada awalnya bidang IT, animator kami membikin bukan bermaksud begitu. Tapi, dia mengeluarkan segala effortnya,” kata Endiarto.

Endiarto bilang dalam film animasi ada kebebasan style. Interpretasi dari desain itu lalu diformulasikan dalam bentuk visual. Endiarto tidak menjawab gamblang apakah desainnya diambil dari platform animasi luar negeri.

“Kalaupun itu mendekati dan hampir mirip, kan itu nggak bisa kita harus patok begini begitu lho, karena dunia ini luas,” ujarnya.

Usaha dari tim animator kata Endiarto termasuk menyiapkan setting menyerupai alam Indonesia dan pedesaan. Dia mengembalikan lagi penilaian akhir kepada para penonton film.

“Kalau dibahas, itu kan nggak kelar-kelar. Kami serahkan justifikasi itu dari penonton. Cuma kalau belum menonton secara penuh kan sepertinya tidak fair,” jelas Endiarto.

Endiarto meminta masyarakat menonton dulu film ini sebelum berkomentar. Dia beralasan pihaknya hanya ingin membuat film anak-anak yang sederhana dan mudah dicerna dengan visual yang sederhana juga.

“Awalnya film ini didesain khusus untuk anak-anak. Dengan narasi yang simpel, sederhana dan visualisasi juga yang sederhana jadi tanpa perlu berpikir,” pungkasnya.

Sebagai informasi, aset-aset animasi di Reallusion Content Store dijual dengan harga sekitar USD 43,50 atau Rp 700 ribuan per item. Junaid Miran, desainer karakter 3D asal Pakistan menjual paket aset kartunnya di platform itu dengan nama 3D Stylized Toon Boys.

Karakter-karakter desain Junaid Miran inilah yang banyak kemiripan dengan karakter di film Merah Putih: One for All. Aset animasi lain yang disebutkan mirip adalah setting environment 3D yang dijual di Daz3D seperti gudang, hutan, air terjun, jalanan perkotaan. Inilah yang memicu kritikan netizen karena bujet filmnya yang disebut mencapai Rp 6,7 miliar.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

CEO Intel Sowan Gedung Putih Setelah Didesak Trump Mundur

11 August 2025 - 14:28 WIB

Dijual Rp 300 Jutaan, Begini Tampilan BYD Sealion 06

11 August 2025 - 04:53 WIB

Turnamen Free Fire antar Pelajar Siap Digelar, Total Hadiah Rp 21 Miliar

10 August 2025 - 14:09 WIB

OpenAI Juara Turnamen Catur AI, Kalahkan Grok di Final

10 August 2025 - 13:58 WIB

Heli Expo Asia 2025: Terbang Gratis hingga Taksi Udara Listrik

9 August 2025 - 12:32 WIB

Trending on Kabar Lifestyle