Menu

Dark Mode
Wali Kota Bogor Pastikan Progres Jalan R3 40 Pekerjaan Paling Rentan Diganti AI Menurut Microsoft iPhone Terancam Digantikan Gadget AI? Ini Kata Tim Cook Horor! Wahana Ayunan Raksasa di Arab Saudi Patah Jadi Dua Saat Berayun Status Darurat Dicabut, Junta Myanmar Siapkan Pemilu Sarat Kontroversi Jerman: Proses Damai Menuju Negara Palestina Harus Segera Dimulai

Kabar Lifestyle

Inovator Australia Ini Kenalkan Teknologi Virtual Reality Training Bus Pertama di Dunia

badge-check


					Inovator Australia Ini Kenalkan Teknologi Virtual Reality Training Bus Pertama di Dunia Perbesar

KURANGNYA pemahaman masyarakat pedesaan pada teknologi menjadi sebuah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Padahal, teknologi dapat mempermudah pekerjaan manusia dari berbagai macam sektor.

Penggunaan komputer misalnya, sangat membantu masyarakat dalam mengakses dan mengolah suatu data. Alasan inilah yang membuat Julie-ann Lambourne, seorang wanita keturunan Torres Strait Island untuk mensosialisasikan penggunaan teknologi pada masyarakat pedesaan.

Lewat Virtual Reality Training Bus, wanita yang akrab disapa Julie-ann memperkenalkan teknologi pada masyarakat lokal di Australia. Sebuah lembaga organisasi bernama enVizion ia dirikan di Cairns, Queensland, Australia demi mewujudkan hal tersebut.

Kini, Julie-ann tengah berada di Indonesia untuk membagikan pengalamannya kepada komunitas inovasi di Jakarta, Surabaya dan Bali.

“Saya sangat senang bisa datang ke Indonesia dan membagikan pengalaman saya di sini,” ujar Julie-ann saat menyampaikan sambutannya dalam acara kunjungan inovator Australia ke Indonesia pada Senin (9/7/2018) malam.

“enVizion merancang dan mengembangkan Virtual Reality Training Bus pertama di dunia yang memungkinkan penduduk lokal di daerah terpencil Australia Utara mengakses pelatihan kejuruan dengan metode baru dan inovatif,” tambahnya.

Julie-ann juga merupakan salah satu pendiri dari D:HIVE, sebuah inovasi digital hub yang didesain untuk membantu kelompok yang kurang beruntung untuk berpartisipasi secara aktif pada ekonomi digital.

Saat ditanya kesulitan apa yang dihadapi saat memperkenalkan teknologi ini, Julie-ann mengatakan bahwa pada awalnya masyarakat pedesaan takut akan teknologi.

“Tantangan terbesar adalah rasa takut mereka untuk menggunakan teknologi ini. Bahkan mereka takut akan komputer dan tidak tahu cara pengoperasiannya,” jelas Julie-ann.

“Namun, lama kelamaan mereka paham dan bisa menggunakannya,” tambahnya.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan mengatakan bahwa sektor digital merupakan bidang kerja sama yang sedang berkembang antara Autralia dan Indonesia.

“Awal tahun lalu, pemerintah kedua negara bersama-sama menyelenggarakan Indonesia-Australia Digital Forum yang pertama dan membawa para pemangku kepentingan digital dari kedua negara,” ujar Dubes Gary Quinlan.

“Kunjungan Lambourne dapat terlaksana berkat kesuksesan Indonesia-Australia Digital Forum. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya teknologi digital dan pembaharuan untuk mengatasi ketidaksetaraan,” tambahnya.

Dubes Gary Quinlan juga mengatakan, kunjungan Lambourne bertepatan dengan National Aborigines and Islanders Day Observance Committee (NAIDOC) Week.

“Saya sangat menyambut Julie-ann selama kunjungannya di Indonesia. Selama kunjungan ini pula ia akan bertemu dengan para inovator digital dan wirausaha sosial Indonesia,” tambahnya.

***

Sumber : liputan6

Foto : liputan6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Grab Rilis Layanan Top-Up Kripto di Filipina, Indonesia Menyusul?

30 July 2025 - 13:56 WIB

Heboh Robot Polisi Rp 3 Miliar, Sudah Dipamerkan tetapi Belum Dianggarkan

29 July 2025 - 14:53 WIB

Gebrak Siputik, Dinkes Kota Bogor Gandeng Fasyankes Swasta Perluas Imunisasi

30 June 2025 - 10:17 WIB

Summarecon Kembali Catatkan Kinerja Keuangan Positif dan Cetak Rekor Tertinggi

16 June 2025 - 16:20 WIB

Ekosistem Pariwisata Berkelanjutan, GOD Lanjutkan Aksi di Bandung

13 June 2025 - 20:02 WIB

Trending on Kabar Lifestyle