Menu

Dark Mode
Jam Buka TMII dan Ancol per 1 September 2025, Tutup Lebih Awal Unpad Terapkan Kuliah Daring Tanpa Batas Waktu Mulai 1 September 2025, Ada Apa? 1 September Hari Apa? Peringatan HUT Polwan hingga Peringatan Lainnya Dicari Mahasiswa-Fresh Graduate! Astra Buka Berbagai Lowongan Kerja sampai 2026 Komdigi Pantau Monetisasi Konten Live Demo, Ada Terkait Judol Daar Edi Yoga: Insan Pers Diimbau Sajikan Berita Menyejukkan

Kabar Lifestyle

1 September Hari Apa? Peringatan HUT Polwan hingga Peringatan Lainnya

badge-check


					KALENDER SEPTEMBER 2025. Foto: Canva Perbesar

KALENDER SEPTEMBER 2025. Foto: Canva

Setiap tanggal 1 September diperingati berbagai momen penting di dunia, mulai dari lahirnya Polisi Wanita (Polwan) di Indonesia hingga perayaan Hari Menulis Surat Sedunia, Hari Tahu Nasional, dan Hari Kesadaran Pencurian Identitas Anak Nasional.

Beragam peringatan ini memiliki sejarah menarik yang bukan hanya memperingati sebuah tanggal, tetapi juga mengingatkan kita pada nilai, perjuangan, dan perubahan yang dibawanya bagi masyarakat.

Dari lahirnya Polwan yang berawal dari kebutuhan pemeriksaan khusus bagi perempuan, hingga gagasan Richard Simpkin untuk menghidupkan kembali seni menulis surat tangan, dari kelezatan tahu yang telah menjadi makanan pokok selama ribuan tahun hingga kesadaran global akan bahaya pencurian identitas anak.

Semua peringatan tersebut menunjukkan pentingnya menghargai sejarah dan mengambil pelajaran darinya. Setiap peringatan ini memiliki kisah unik yang patut dikenang sekaligus menjadi refleksi untuk masa kini.

Hari Besar 1 September

Hari Besar 1 September menjadi momen istimewa yang dipenuhi beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Setiap perayaan di tanggal ini menyimpan kisah sejarah dan pesan bermakna. Berikut sederet peringatan nasional dan internasional yang jatuh setiap 1 September.

1. Hari Polisi Wanita

Dilansir detikNews, HUT Polwan yang diperingati setiap 1 September berawal dari kebutuhan mendesak aparat kepolisian pada 1948. Saat itu, polisi kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap korban, tersangka, atau saksi perempuan, khususnya pemeriksaan fisik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, organisasi wanita di Bukittinggi mengusulkan agar perempuan diberi kesempatan mengikuti pendidikan kepolisian. Usulan ini diterima Djawatan Kepolisian Negara cabang Sumatera, yang kemudian mendidik enam perempuan terpilih sebagai calon polisi wanita.

Pada 1 September 1948, calon Polwan pertama itu menempuh pendidikan, yakni Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher. Tiga tahun kemudian, pada 1 Mei 1951, mereka lulus dan mulai bertugas di Djawatan Kepolisian Negara serta Komisariat Polisi Jakarta Raya.

Sejak awal, Polwan diberikan tugas khusus menangani perkara yang melibatkan perempuan, anak-anak, dan masalah sosial. Mereka mengusut serta mencegah kejahatan yang dilakukan oleh atau terhadap perempuan dan anak-anak.

Juga membantu polisi umum dalam pemeriksaan perkara yang memerlukan sentuhan khusus, hingga mengawasi praktik pelacuran dan perdagangan manusia. Momen bersejarah inilah yang menjadikan 1 September diperingati sebagai hari lahir Polwan di Indonesia.

2. Hari Menulis Surat Sedunia

Hari Menulis Surat Sedunia lahir dari gagasan Richard Simpkin, penulis, seniman, dan fotografer asal Australia yang gemar menulis surat tangan. Kecintaannya pada surat menyurat bermula ketika ia menulis surat kepada tokoh-tokoh yang ia anggap sebagai Legenda Australia dan menerima balasan dari mereka.

Pengalaman ini menginspirasi Simpkin untuk menerbitkan buku Australian Legends pada 2005, yang memberi penghormatan pada seni menulis surat. Ia kemudian mencetuskan Hari Menulis Surat Sedunia pada 2014, dan aktif mengadakan lokakarya di sekolah-sekolah untuk memperkenalkan keindahan surat tulisan tangan.

Tradisi surat menyurat sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lalu, bahkan sejak zaman Mesir dan Yunani kuno. Saat itu, surat ditulis di atas logam, timah, tablet kayu berlapis lilin, pecahan tembikar, kulit binatang, hingga papirus.

Pada abad ke-17 dan ke-18, surat digunakan untuk mengirimkan berita, salam, atau bertukar gagasan, sehingga banyak surat kuno kini menjadi arsip berharga bagi sejarawan untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu. Seiring perkembangan zaman, surat berkembang menjadi bentuk seni sekaligus genre sastra.

Kehadiran layanan pos membuat surat menjadi sarana utama interaksi pribadi, bahkan menjadi penghubung penting bagi keluarga dan kekasih di masa perang. Seni menulis surat pun tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai jejak sejarah dan ekspresi perasaan yang mendalam.

3. Hari Tahu Nasional (Inggris)

Hari Tahu Nasional menjadi momen untuk mengenang perjalanan panjang tahu sebagai makanan yang sudah ada selama hampir dua milenium. Tahu pertama kali populer di Tiongkok pada masa Dinasti Han dan kemudian menyebar ke berbagai negara Asia Timur, termasuk Jepang.

Perkembangan agama Buddha dan pola makan vegetarian yang dianut para pengikutnya turut mendorong meningkatnya konsumsi tahu, hingga akhirnya makanan ini menjadi bagian penting dalam kuliner Asia Timur.

Tahu dibuat dari susu kedelai yang dikentalkan, dipadatkan, lalu didinginkan, mirip dengan proses pembuatan keju. Bedanya, cairan whey dibuang dan dadih kedelai dipres hingga padat. Kandungan gizinya menjadikan tahu favorit banyak orang, terutama vegetarian.

Tahu kaya protein dengan sembilan asam amino esensial, serta mengandung seng, tembaga, vitamin B1, mangan, magnesium, kalsium, dan fosfor. Selain bergizi, tahu juga serbaguna di dapur.

Rasanya yang netral membuatnya cocok diolah menjadi hidangan manis maupun gurih, dengan tekstur yang bisa diubah sesuai cara memasak, mulai dari lembut dan halus hingga renyah jika dipanggang, dibakar, atau ditumis.

Meski kerap diremehkan karena dianggap hambar, Hari Tahu Nasional menjadi ajakan untuk mengubah pandangan itu. Jika belum menyukai tahu, inilah saat yang tepat untuk mencobanya kembali dan menemukan beragam kreasi rasa yang bisa dihadirkan.

4. Hari Kesadaran Pencurian Identitas Anak Nasional (Amerika Serikat)

Hari Kesadaran Pencurian Identitas Anak Nasional lahir dari kekhawatiran meningkatnya kejahatan pencurian identitas yang kini juga menargetkan anak-anak. Jika sebelumnya kasus ini dianggap hanya menimpa orang dewasa, kini pelaku memanfaatkan data pribadi anak-anak yang banyak tersedia di internet untuk melakukan penipuan, menyamar, atau menyalahgunakan berbagai layanan.

Kondisi ini mendorong munculnya organisasi dan lembaga di seluruh dunia yang fokus mencegah pencurian identitas serta melindungi masyarakat dari kejahatan siber. Experian, perusahaan jasa informasi multinasional, mencetuskan Hari Kesadaran Pencurian Identitas Anak Nasional pada 1 September 2018.

Experian sendiri memiliki sejarah panjang dalam layanan informasi dan pelaporan kredit, termasuk akuisisi Clarity Services pada 2017 yang memperkuat sistem analitik mereka untuk melindungi privasi konsumen.

Tanggal 1 September dipilih karena bertepatan dimulainya tahun ajaran baru, momen tepat untuk mengingatkan orang tua tentang risiko pencurian identitas anak dan langkah-langkah pencegahannya. Peringatan ini menjadi ajakan bagi keluarga untuk lebih waspada dalam mengelola dan melindungi informasi pribadi di era digital.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Jam Buka TMII dan Ancol per 1 September 2025, Tutup Lebih Awal

1 September 2025 - 12:35 WIB

Unpad Terapkan Kuliah Daring Tanpa Batas Waktu Mulai 1 September 2025, Ada Apa?

1 September 2025 - 12:20 WIB

Dicari Mahasiswa-Fresh Graduate! Astra Buka Berbagai Lowongan Kerja sampai 2026

1 September 2025 - 12:00 WIB

Komdigi Pantau Monetisasi Konten Live Demo, Ada Terkait Judol

1 September 2025 - 11:27 WIB

Perusahaan Ini Bawa Emas ke Dunia Digital Berbasis Blockchain

31 August 2025 - 14:31 WIB

Trending on Kabar Lifestyle