Kelakar Bima Bius Penonton Stand Up Comedy

Bima Arya Sugiarto dikenal sebagai sosok pemimpin muda yang tegas. Namun, di balik itu Walikota Bogor 2013-2018 ini rupanya memiliki selera humor yang cukup bagus. Hal itu dibuktikan saat dirinya diminta untuk ber-Stand Up Comedy dihadapan pengunjung Seniman Stories Café, Kota Bogor, belum lama ini.

Bima Arya mengaku ini penampilan pertama dirinya menjadi komika. Bahkan untuk menutupi nervous-nya, pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 itu mencoba memulai Stand Up Comedy dengan bernyanyi lagu legendars ‘To Love Somebody’ dari Bee Gees.

“Selamat malam semuanya. Agak ‘mengerikan’ forum malam ini. Kita buka dengan nyanyi saja dulu ya. Gitar mana gitar. Tapi ini penontonnya zaman now, lagunya zaman old. Jadi, sebelum saya datang ke sini, saya tanya dulu rame ga? Rame katanya. Terus saya tanya lagi IMB-nya ada ga? Aman katanya,” ungkap Bima membuka obrolan.

Bima Arya bercerita mengenai pengalamannya saat awal menjadi dosen di Universitas Paramadina. Ia mengaku untuk menuju kampus di kawasan Jakarta Pusat, suami dari Yane Ardian itu terlebih harus naik angkot dari rumahnya di kawasan Baranangsiang Indah, Bogor Timur ke Terminal Baranangsiang untuk naik bus menuju Cawang.

“Kalau sudah sampai sana, harus naik angkutan lagi. Kalau lagi ga punya uang naik mikrolet 45, tapi kalau lagi ada uang lebih ya naik ojeg. Yang bikin sebel pas nyampe, tukang ojegnya suka minta uang tambahan lagi,” kata Bima.

Suatu sore, ketika dirinya harus pulang dari kampus karena ada urusan yang mendesak, Bima memilih untuk naik ojeg dari kampus di Jalan Gatot Subroto menuju kawasan UKI. “Saat itu buru-buru, padahal uang yang saya punya pas-pasan. Saya pilih naik ojeg biar cepat. Deal ongkos ojeg Rp10 ribu tanpa tambahan. Begitu bayar, saya langsung pergi ngejar bus. Tapi diteriakin sama tukang ojek, ‘Pak.. Pak.. Pak.’ Saya kesal, terus saya marahin. Saya pikir dia mau minta uang tambahan, ternyata tukang ojeg itu minta helm yang saya pakai di lepas dulu,” cerita Bima, lalu disambut riuh tawa penonton.

Ya, Sebelum mengajar di Universitas Paramadina, Bima Arya sempat berkuliah di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Parahyangan, Bandung. Kemudian Bima melanjutkan studinya di Development Studies, Monash University, Melbourne, Australia pada tahun 1996. Sepulang dari Melbourne pada 1998, Bima kembali ke almamaternya dan mengawali karier sebagai staf pengajar di jurusan HI Unpar. Tahun 2002, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh program doktor. Pada Juni 2002, dia terbang ke Adelaide untuk memulai program doktor ilmu politik.

Kembali ke Stand Up Comedy, Bima Arya bercerita banyak hal mengenai pengalamannya menjadi Walikota Bogor selama ini. Ia menyatakan bahwa sisi lain teknologi smartphone menjadi ‘siksaan’ yang luar biasa. “Bayangin zaman slmarhum Presiden Soeharto, zaman almarhum Walikota Bogor Suratman (1989) dan zaman seluruh walikota Bogor lainnya, di mana belum ada WA (Whatsapp) group, belum ada kamera ponsel, nikmat banget rasanya,” ujarnya.

“Sekarang, ada yang bisa nebak ga saya punya WA group berapa? 10? 20?. Saya itu sekarang punya WA Group sekitar 400-an. Dan Apa dahsyatnya WA group? Ngundang ga minta izin, tapi kalau left grup dikejar terus sampai balik lagi,” tambahnya.

Bima juga memberikan tips untuk keluar WA grup. “Strateginya, saya left grup subuh-subuh atau dinihari pas ga ada orang yang liat. Kalau siang kan rame. Akhirnya saya terapkan strategi itu, kadang-kadang saya sengaja bangun tengah malam untuk left grup-grup yang ribet. Begitu left, eh ternyata ada yang japri (mengirim pesan personal) juga. Ternyata ada orang yang selesai tahajud liat saya left terus langsung japri. Jadi intinya saya tidak pernah berhasil keluar dari WA grup,” ungkap dia.

Masih tentang ponsel, seperti diketahui Bima Arya disaat pertama menjabat sebagai Walikota Bogor menyebarkan nomor ponsel pribadinya ke publik. Karena itu, banyak warga yang curhat dan melaporkan pelayanan publik yang belum maksimal. “Saya ada yang WA, bunyinya: ‘Hai, ini Pak Bima yach?.’ Saya ga bales. Terus dia WA lagi ‘bales dongs.’ Pake S. Ujung-ujungnya dia WA lagi, ‘Pak saya Ani dari SD Polisi 4.’ Bayangin anak SD sudah bisa WA walikotanya. Ini sering kejadian, saya suka juga balas satu-satu,” katanya.

Tidak hanya di WA, di Twitter pun demikian. Bima Arya pernah dicaci oleh seorang warga karena listrik di wilayahnya mati. “Saya di-twit ‘Pak Walikota harus banyak kerja, tolong jangan susahkan warga. Ini Mati listrik, besok saya harus ujian.’ Begitu kata dia. Ini orang tahu ga ya urusan listrik itu urusan PLN, bukan walikota,” tandasnya.

Banyak hal yang ia ceritakan, termasuk menerima ratusan surat setiap harinya. Mulai surat yang berisi urusan negara, urusan Kota Bogor, sampai ke urusan percintaan. “Bahkan, ada warga yang minta dibelikan obat koreng. Artinya, apapaun tujuannya, ketika menulis untuk walikota Insya Allah nyampe ke walikota. Tapi belum tentu semua bisa terkabul,” jelasnya.

Diakhir penampilannya, Bima Arya mengundang seseorang yang telah menjadi belahan jiwanya sejak belasan tahun terakhir. Sosok ini, kata Bima, setia mendampingi dirinya saat belum menjadi apa-apa. “Belum jadi walikota, belum jadi pengamat, didampingi. Ini orang luar biasa konyolnya. Mau tau orangnya yang mana? Silahkan berdiri ke sini Pak Syamsul,” kata Bima, seraya memperlisahkan Syamsul naik ke panggung.

Ya, Syamsul merupakan sopir pribadi Bima Arya sejak 13 tahun yang lalu, sepulang Bima dari menyelesaikan kuliah S3 di Australia. “Ini kisah yang tidak pernah saya lupakan bersama Pak Syamsul. Mau pulang jam 5 sore, saya buka pintu mobil, terus saya masukin tas. Begitu mau naik dibelakang temen saya manggil. Saya tutup pintu dulu, terus ngobrol sama temen. Begitu ngobrol saya liat, kok mobil jalan. Mungkin pikir saya mau ke depan beli sesuatu,” ungkap Bima.

Selang 10 menit, sopir dan mobil tak kunjung datang. Bima pun mencoba untuk menghubungi Syamsul. “Pas saya telepon rupanya sudah ada di tol. Alasannya tadi kan pintu dibuka terus sudah ditutup. Biasanya kalau di tutup bapak udah di dalem, jadi berangkatlah dia,” pungkasnya.

Reporterpratama

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *