1

Unik, Rumah dengan Lebar Tak Lazim

Meski tidak besar, rumah lazimnya selalu mempunyai ruangan yang berdimensi lebar untuk beraktifitas di dalamnya. Tapi rumah di Indonesia ini berdesain sangat tipis.

Hal tersebut diketahui publik setelah pengguna TikTok @jengatno03, memvideokan rumahnya yang masih dalam tahap pembangunan.

Rumahnya sangat unik, karena berbentuk panjang menyamping. Tapi luas dimensinya sangat kecil, seperti layaknya koridor.

Alhasil, kalau dilihat dari depan, maka rumah itu terbilang luas. Tapi kalau dilihat dari samping, barulah ketahuan kalau luas rumah itu hanya seperti dinding tebal.

“Alhamdulillah jadilah lur, ya adanya lahan segitu. Kecil juga tidak apa-apa, tak masalah,” kata dia sembari memvideokan rumahnya.

Dalam video lainnya, dia juga menampakkan bagian dalam rumahnya yang sangat kecil.

“Keren tuh arsiteknya,” puji @paidjoxxx.

“Terlalu kreatif yang bikin,” kata @imamxxx.

“Tidak apa-apa mas rumahnya kecil, daripada ngontrak,” kata @anikxxx.

“Malah bagus, keren,” kata @yanixxx.

“Malah bagus, keren,” kata @yanixxx.

Sementara akun @davixxx menyebut nama pemilik rumah tersebut. “Rumahnya Kang Basori, Yosorejo.”

Untuk diketahui, Yosorejo adalah nama kampung di daerah Kota Metro, Provinsi Lampung.

sumber




Artis Ini Jadi Duta Satgas Toilet Indonesia

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Satuan Tugas (Satgas) Toilet Indonesia guna membenahi toilet di kawasan destinasi pariwisata Indonesia.

Pembentukan Satgas Toilet Indonesia (STI) terus dikampanyekandi berbagai wilayah Indonesia oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Pada Kamis (4/3/2021) bekas kandidat Wapres itu menobatkan Lady Marsella menjadi Duta Satgas Toilet Indonesia (STI).

Lady Marsella mengatakan pihaknya akan mengajak komunitas disabilitas untuk mengikuti kampanye kebersihan dan kelayakan serta kenyamanan untuk penyandang disabilitas.

Sementara itu,Ketum Satgas Toilet Indonesia Anthoney Lau mengaku dinobatkannya Lady Marsella sebagai Duta Satgas Toilet Indonesia karena memiliki komitmen dan semangat tinggi untuk membenahi toilet di tempat pariwisata.

Menurutnya, toilet bisa menjadi salah satu sumber penyakit bila tidak terurus dengan baik, apalagi sekarang lagi pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, kata Anthony, kebersihan toilet di tempat pariwisata sangat diperlukan agar para wisatawan bisa terbebas dari penyakit menular seperti diare maupun COVID-19. Harapannya, geliat ekonomi di tempat pariwisata bisa kembali tumbuh.

“Kami mengajak masyarakat untuk ikut berkampanye betapa pentingnya menjaga kebersihan di toilet agar terbebas dari penyakit,” katanya, Kamis (4/3/2021).

Perlu diketahui Satgas Toilet Indonesia resmi dibentuk sejak awal Februari oleh Menteri Parekraf Sandiaga Uno. Satgas ini akan bekerja di seluruh obyek pariwisata di Indonesia.

Langkah ini diambil demi menjaga kebersihan toilet dan secara tidak langsung menjaga reputasi pariwisata Indonesia.

“Satgas Toilet Indonesia yang kami gagas merupakan konsep dari penyiapan destinasi wisata tidak hanya dari sisi infrastruktur yang terlihat tapi juga dari fasilitas penunjang berupa toilet,” kata Sandiaga dalam keterangannya.

Bekas Wagub DKI Jakarta ini mengaku sudah melihat di beberapa destinasi pariwisata dan telah membentuk sendiri satgas toilet. Kemenparekraf akan menyerahkan kepada komunitas masing-masing untuk menjalankan satgas toilet.

Sumber: Antara
Editor: Adi Kurniawan




Bus Tingkat Tua Disulap Jadi Rumah Mewah

Bus tingkat bekas disulap pasangan asal London, Inggris, Charlie MacVicar berusia 26 tahun, dan Luke Walker berusia 27 tahun menjadi rumah mewah yang menyenangkan.

Mereka menghabiskan biaya sebesar euro atau sekitar Rp 255 juta untuk mengubah fungsi setiap ruang bus layaknya rumah,

Pasangan muda melakukan inovasi dengan membeli bus tingkat bekas dan menjadikan bus itu sebagai rumah atau tempat tinggal. Mereka memilih bus, karena tidak terlalu tertarik tinggal di rumah seperti orang-orang pada umumnya. Mereka justru ingin memiliki rumah tinggal yang berbeda dan tidak biasa.

Selain itu, mereka menilai tinggal di rumah terlalu mahal, karena akan banyak biaya yang mesti dibayar termasuk pajak dan sebagainya. Namun, mengubah bus tingkat tua menjadi sebuah rumah tinggal bukanlah hal yang mudah.

Sebab, pasangan muda itu mesti merombak ruang inti bus yang dipenuhi bangku penumpang. Setelah semua kursi dilepas, termasuk tiang-tiang penyangga, mereka mulai merenovasi dan memetakan letak dan ruang yang ingin diciptakan.

Mulai dari kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu dan juga tempat untuk meletakkan seluruh furnitur.

Rumah yang dapat berpindah tempat
Charlie mengaku bahwa dia dan istrinya sangat menyukai perjalanan. Oleh karenanya bus tingkat yang berubah menjadi rumah ini otomatis dapat mendukung hobi dan keinginan mereka.

Selain itu, dengan bus rumah ini membuat mereka seakan memiliki hunian di berbagai tempat. Hal ini karena bus tersebut masih dapat dioperasikan sehingga memungkinkan mereka untuk dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

“Kami senang bepergian dan menginginkan sebuah hub yang dapat kami gunakan untuk kembali ke rumah dan kemudian pergi lagi dan memiliki banyak fleksibilitas,” kata Charlie seperti dikutip dari Mirro, Minggu (21/02/2021).

Pasangan muda tersebut membeli bus tingkat tua itu pada tahun 2017 dari sebuah perusahaan bus bernama Go Ahead London seharga euro atau sekitar Rp 42 juta.

Selanjutnya, untuk merenovasi bus tingkat menjadi rumah, mereka menghabiskan biaya Rp 255 juta, sehingga total uang yang mereka keluarkan Rp 297 juta.

Mereka merancang bus rumah ini dengan fasilitas lengkap, terdapat kasur berukuran ganda, dua meja hias di samping kanan dan kirinya, televisi, dan bak air untuk mandi.

Dapur juga dibuat lengkap dan serbaguna. Di dalamnya terdapat wastafel, mesin cuci, oven, dan alat masak lainnya yang terletak di landai dasar bus tersebut.

Selain itu, ada ruang tamu beruluran kecil yang dilengkapi dengan bangku sofa. Untuk mengantisipasi udara yang begitu dingin dan atau panas di luar, pasangan tersebut juga memasang AC dan juga pemanas ruangan.

Sumber:
Editor: Adi Kurniawan




Negara Ini Pencetus Pohon Cemara Jadi Pohon Natal. Dan Dia yang Populerkan

Saat Hari Raya Natal, mereka yang merayakan biasa menghias pohon Natal di rumahnya. Namun, masih banyak orang belum mengetahui dari negara mana pencetus pohon cemara terkenal dengan sebutan pohon Natal tersebut dan siapa penggagasnya?
Biasanya, pohon Natal dihias dengan lampu aneka warna, ornamen perayaan Natal, seperti patung rusa, Santa Klaus, dan bintang di pucuk pohon, serta susunan kado di bawah pohon.
Dapat dikatakan bahwa pohon Natal merupakan salah satu tradisi yang selalu ada dalam Hari Raya Natal selain acara bertukar kado.
Berikut sejarah pohon Natal dirangkum dari berbagai sumber, Senin (21/12/2020).

Pohon Natal modern bermula di Jerman

Pohon Natal modern yang kini dapat dilihat saat Hari Raya Natal tiba berasal dari Jerman, tepatnya barat Jerman.
Melansir Britannica, pada abad pertengahan terdapat sebuah pertunjukan teatrikal tentang Adam dan Hawa yang memiliki sebuah “pohon surga”.
Adapun, “pohon surga” merupakan pohon cemara yang digantungi buah apel sebagai melambangkan Taman Eden.
Alhasil, pada 24 Desember yang merupakan hari raya keagamaan Adam dan Hawa, warga Jerman mendirikan pohon tersebut di rumah mereka.
Pada pohon tersebut, mereka menggantungkan wafer yang melambangkan tanda penebusan Kristus. Namun dalam tradisi selanjutnya, mereka mengganti wafer dengan kue dalam berbagai bentuk.
Selain kue, ada juga liin yang melambangkan Kristus sebagai penerang dunia. Tidak hanya pohon, warga Jeman saat itu juga memiliki sebuah konstruksi kayu berbentuk segitiga semacam piramida.
Piramida tersebut memiliki rak untuk menyimpan patung-patung Natal yang didekorasi dengan pepohonan hijau, lilin, dan sebuah bintang.
Pada abad ke-16, piramida tersebut bergabung dengan pohon cemara yang menghasilkan pohon Natal yang kini kerap dilihat masyarakat jelang Hari Raya Natal.
Tradisi tersebut kian menyebar pada warga Jerman Lutheran pada abad ke-18, hingga akhirnya pohon Natal menjadi tradisi yang mengakar di Jerman.

Dipercaya dipopulerkan oleh Ratu Inggris

Pada awal abad ke-19, tradisi pohon Natal diperkenalkan di Inggris dan dipopulerkan pada pertengahan abad tersebut oleh Pangeran Albert—suami Ratu Victoria yang lahir di Jerman.
Mengutip BBC, tradisi pohon Natal dimulai pada 1837-1901 saat Ratu Victoria masih menduduki kursi kerajaan. Victoria dan Albert diketahui merupakan penggemar berat Hari Raya Natal.
Kala itu dekorasi pohon Natal ditambahkan dengan mainan dan kado-kado kecil, lilin, permen, untaian popcorn, serta keik mewah yang digantung dengan pita dan rantai kertas.
Pasangan kerajaan tersebut dikatakan sebagai orang yang mempopulerkan kegiatan mendekorasi pohon Natal. Alhasil, banyak orang yang mengira bahwa tradisi tersebut berasal dari Inggris.
Sebelumnya, orang-orang menaruh pohon-pohon kecil di atas meja. Namun saat pohon berukuran besar dari Norwegia bisa dimasukkan ke dalam rumah, mereka menaruhnya di lantai.
Sejak 1947, Norwegia kerap mendonasikan pohon ke London sebagai tanda terima kasih karena telah membantu mereka selama Perang Dunia II.
Adapun, pohon yang dikirim melalui jalur laut dipajang di Trafalgar Square dan didekorasi dengan gaya khas Norwegia, yakni untaian lampu dipasang menjuntai ke bawah dan tidak saling menyilang.

Tiba di Amerika lebih dulu

Meski tradisi pohon Natal dipopulerkan oleh Ratu Victoria di Inggris pada pertengahan abad ke-19, namun tradisi tersebut tiba lebih dulu di Amerika Utara pada abad ke-17 melalui para pemukim Jerman.
Kendati demikian, kepopuleran tersebut baru mencapai puncaknya pada abad ke-19. Selain Amerika dan Inggris, tradisi pohon Natal juga populer di Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda.
Di China dan Jepang, pohon Natal diperkenalkan oleh para misionaris Barat pada abad ke-19 dan abad ke-20. Dekorasinya pun menggunakan desain kertas yang rumit.
Kendati pohon Natal modern bermula dari Jerman, penggunaan pohon cemara, karangan bunga (wreath) dan rangkaian bunga (garland) yang melambangkan kehidupan kekal merupakan kebiasaan orang Mesir kuno, China, dan Ibrani dulu kala.

Sumber:
Editor: Adi Kurniawan




Pemuda Ini Hasilkan Karya Jadi Google Doodle Unik

Sejak Jumat (4/12/2020) Google doodel menampilkan tas tradisional asal Papua. Menurut keterangan resmi Google, noken diabadikan untuk merayakan penetapannya sebagai daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Penetapan itu dilakukan pada 4 Desember 2012.

Namun, siapa sangka Doodle tersebut merupakan karya ilustrator asal Depok, Jawa Barat, bernama Danu Fitra Nugraha.
Danu menceritakan pembuatan Google doodle tama noken Papua tersebut dimulai dari dua bulan lalu. Ia awalnya dihubungi pihak Google via email.

“Pihak Google meminta tiga alternatif sketsa,” kata Danu saat dihubungi , Sabtu (5/12/2020).
Dari tiga sketsa tersebut, tema noken terpilih ke proses selanjutnya untuk dijadikan Google doodle.

Danu mengaku Google doodle yang dibuatnya terinspirasi noken Wamena. Sementara, landscape yang dipilih pada Google doodle tersebut menggambarkan Lembah Baliem Wamena.

“Saya pengen ngegambarin gimana noken menjadi simbol kehidupan yang baik. Karena noken dibuat dari bahan di hutan lalu digunakan untuk membawa hasil bumi di hutan juga,” ungkap Danu.

Pada Google doodle tersebut, ia juga ingin menggambarkan perjalanan wanita-wanita di Papua membawa hasil bumi ke rumah masing-masing.

“Di doodle ini saya banyak terinspirasi dari motif noken yang cenderung garis-garis, namun warnanya sangat beragam,” tuturnya.
Ke depan, Danu berharap dapat kembali membuat karya yang berkaitan dengan Indonesia.

“Saya harap bisa sering bikin karya yang berkaitan dengan Indonesia, khususnya kebudayaannya,” harapannya.

Filosofi noken

Bagi masyarakat Papua, mengutip laman Itjen Kemendikbud, noken bukan sekadar tas untuk membantu mereka membawa barang. Banyak nilai-nilai yang diajarkan dari generasi ke generasi melalui noken.

” Noken mengajarkan kita tentang berbagi, demokrasi, dan kebenaran,” kata Ketua Yayasan Noken Indonesia, Titus Christoforus Pekei dalam dialog tentang Papua, di Jakarta, 18 November 2019.

Di lain kesempatan, Titai juga menyebut noken seperti rahim seorang ibu. Darinya, ada kehidupan dan eksistensi untuk terus hidup dan lestari, sebagaimana dikutip dari laman Pusaka.

Tak berhenti di situ, noken juga menyimpan makna menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Hal ini bisa dilihat dari bahan dan proses pembuatan yang dilakukan, semua bersahabat dengan lingkungan.

Dia menjelaskan, awalnya noken banyak diremehkan oleh orang-orang, karena mereka tidak mengetahui makna penting noken bagi masyarakat Papua.

Sumber:
Editor: Adi Kurniawan




Bekas Lokalisasi Dolly Disulap Jadi Kampung Pintar

Kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) disulap menjadi Kampung Pintar dengan membangun Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu) menjadi ruang belajar bagi anak-anak.

Posyandu itu dibangun dan diresmikan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) bersama PT Telkom Tbk. “Posyandu yang hanya digunakan secara insidental ini bisa lebih bermanfaat jika dijadikan tempat belajar yang terbuka bagi masyarakat setempat,” kata Ketua Tim Dosen Pendamping Lapangan ITS Kartika Nuswantara dalam keterangan resminya, seperti melansir laman ITS, Senin (21/9/2020).

Untuk menikmati fasilitas kampung pintar, kata dia, masyarakat dapat berkunjung dari pukul tujuh pagi hingga delapan malam untuk menikmati sekitar 500 judul buku yang dapat dibaca secara gratis.

Hal ini diyakini Kartika dapat meningkat kemampuan membaca masyarakat yang merupakan akar dari segala masalah.

“Menurut saya, banyak anak tidak bisa menyelesaikan permasalahan mereka hanya karena tidak mau membaca,” jelas dia.

Telkom beri internet gratis

Demi menyukseskan pembangunan Kampung Pintar, kata Kartika, perguruan tinggi ITS menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom.
Dengan adanya kerjasama dengan Telkom, Kampung Pintar memperoleh fasilitas jaringan internet gratis yang bisa diakses masyarakat.

Selain itu, tersedia juga satu unit komputer yang berisikan pustaka virtual dan berbagai karya mahasiswa besutan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ITS.

“Tujuannya, agar masyarakat dapat mengakses informasi yang bermanfaat dari dunia luar,” ujarnya.

ITS, lanjut dia, juga memberikan pelatihan yang disesuaikan dengan tingkat usia masyarakat setempat. Bagi pelajar SMA, ITS memberikan pelatihan pembuatan website, khususnya untuk mengunggah materi pembelajaran ke website. Sedangkan, para ibu dibekali dengan materi pendampingan belajar anak.

“Sebab, ibu adalah pendamping utama, lebih-lebih di saat belajar daring seperti sekarang,” imbuhnya.

Kemudian, dia menyebutkan, siswa SD dan SMP diberikan pelatihan internet sehat untuk mengurangi penyalahgunaan penggunaan internet. Mereka dibimbing langsung oleh beberapa dosen ITS dengan bermain permainan yang lebih bermanfaat.

“Dengan adanya pendampingan dan pelatihan ini, semoga Kampung Pintar menjadi mandiri setelah program Abmas ITS selesai,” harapnya.

Sumber:
Editor: Adi Kurniawan