1

Bersarung, Zaenul Titipkan Ansor

image

Konfercab ke-VII Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bogor di Gedung PPIB, Minggu (25/10/2015) terlihat unik.

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto datang mengenakan sarung, begitupula Ketua GP Ansor, Zaenul Mutaqin dan kadernya.

Ketua GP Ansor Kota Bogor, Zaenul Mutaqin mengatakan, keberadaan GP Ansor berkomitmen menjaga kerukunan antar umat beragama.

image

Dalam kesempatan tersebut, Zaenul pun menyampaikan bahwa dirinya hadir  untuk terakhir kali sebagai ketua ansor.

“Saya juga di sini mungkin terakhir kali berbicara sebagai Ketua Ansor Kota Bogor. Insyallah kader lain siap menggantikan saya,” ujar Zaenul.

Konfercab ini lanjutnya, diharapkan dapat menghasilkan pengurus GP Ansor yang handal, loyal, dan berkomitmen membela kaum lemah dan bisa membedakan siapa yang harus dibela. 

“Keberadaan GP Ansor berawal di zaman rasulullah, dimana ada sekelompok orang yang biasa menolong masyarakat yang sedang mengalami kesulitan atau masalah. Dan mereka menamakan dirinya Ansor yang artinya penolong,” kata Zaenul.

GP Ansor akan tetap berkomitmen menjaga keutuhan NKRI dan menjaga kerukunan umat beragama dengan akidah untuk mengawal para kyai, haji, guru.

Zaenul berharap,  GP Ansor makin besar.

“Generasi penerus bisa lebih membesarkan GP Ansor serta menambah jumlah kadernya. Mudah-mudahan setelah dimpinpin oleh kader lainnya, bukan malah mengecil tapi malah semaki membesar. Karena selain kader dari GP Ansor kita juga memiliki Banser sebanyak 600 orang lebih untuk membantu pengamanan dalam kegiatan apapun,” tandasnya.

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat, Hendrik Kurniawan mengatakan, Zaenul Mutaqin berpotensi berkiprah di Jawa Barat.

“Saya mengamanatkan kepad kader agar mengingat rahmat tertua yakni para alim ulama. Karena dari para pemuda GP Ansor itupun akan menjadi penerus para ulama serta untuk tetap berkomitmen tetap tak membedakan antar umat beragama,” jelasnya.  

Menurut Walikota Bogor Bima Arya, GP Ansor selama ini selalu mengutamakan  persaudaraan, persahabatan, dan menaungi kaum yang ditolong tetap dipersatukan. 

“Dimasa kepemimpinan, Zaenul Mutaqin sudah bisa menjadi sebagai penyeimbang meski banyak terjadi ketidakseimbangan dari pihak-pihak tertentu,” kata Bima.

(Pratama)