Amerika Serikat Dilanda Tren Mengadopsi Anak via Instagram

DI AMERIKA Serikat (AS), muncul sebuah fenomena baru tentang cara adopsi anak, yang beralih ke media sosial dibandingkan agen tradisional.

Jaimie dan Brian Dorn dari Long Island di New York, yang memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, menggunakan Instagram untuk membantu mereka menemukan anak yang hendak diadopsi.

Setelah gagal berjuang untuk memiliki bayi bersama, Dorns memilih opsi adopsi.

Ketika mereka memutuskan bahwa agen adopsi tradisional bukan pilihan tepat, seorang teman menyarankan agar mereka mencoba adopsi independen via iklan di Instagram.

“Kami memiliki keluarga yang luar biasa, tetapi kami tidak pernah merasa bahwa kami lengkap,” kata Jaimie Dorn kepada program “Good Morning America”, sebagaimana dikutip dari ABC News, Minggu (8/7/2018).

Menggunakan tanda pagar (tagar) seperti #hopetoadopt, #waitingtoadopt dan #adoptionrocks, keduanya mengunggah foto “keluarga bahagia” dengan harapan dapat terhubung dengan calon anak adopsi mereka.

Meski Dorn dan pasangannya mendapat akhir bahagia, ia mengakui bahwa adopsi via Instagram tidaklah mudah dan memakan proses waktu yang lama.

Dalam satu tahun, Dorns mengatakan ia harus terus terhubung dengan calon ibu yang berada di trimester pertamanya.

“Hal itu sampai pada titik di mana kami berbicara hampir setiap hari,” kata Jaimie Dorn tentang ibu kandung dari anak yang diadopsinya.

Setelah berbulan-bulan berkomunikasi dan bernegosiasi melalui pengacara, Dorns dapat mengadopsi putra mereka, Christian.

“Kadang-kadang ketika saya menceritakan kisah itu sendiri, saya bahkan tidak dapat percaya bahwa itu nyata, bahwa dia (anak adopsi) benar-benar ada di sini, dan melalui cara yang jauh dari konvensional,” kata Jaimie Dorn.

Di sisi lain, para ahli memperkirakan bahwa adopsi independen akan terus meningkat, seiring dinamika perubahan penggunaan media sosial di kalangan masyarakat.

“Melalui internet, pihak yang hendak menyerahkan anaknya bisa memantau terlebih dahulu kehidupan calon orangtua angkat,” ujar Faith Rousso, seorang pengacara adopsi.

“Media sosial bisa menunjukkan bagaimana kehidupan mereka (calon orang tua angkat), dan juga bisa melihat bagaimana anak mereka (nantinya) akan hidup,” Rousso menjelaskan.

***

Sumber : ABC News

Foto : liputan6

image_pdfimage_print
Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *